• Ust. Faishal Haq memberikan pembukaan pada Musyawarah Akbar LDK....
  • Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIL Surabaya menyelengarakan musyawarah....
  • Penyampaian materi oleh Ust. Alwi di Aula Rahman Rahmat Pesantren Hidayatullah Surabaya
  • Mahasiswa STAIL Hidayatullah Surabaya hadir dalam....
  • Pada hari Rabu 12/12/12, LDK STAIL mengadakan orientasi ke-LDK-an yang bertempat di kantor Pusat Dakwah.
  • Dalam rangka membangun kembali semangat kepemudaaan Hidayatullah...
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL

Minggu, Oktober 25, 2009

Sterilisasi Liberalisme Islam

Ada yang menarik dalam kajian keislaman yang diadakan pada kamis malam (7 oktober 2009) di kantor majalah sahid (majalah suara hidayatullah). Kajian yang diisi ustad Shohibul Anwar tersebut menjadikan para pendengar, yang merupakan mahasiswa STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim) Surabaya, bersemangat dalam menyimak setiap deretan kata yang terucap oleh Ustad Shohibul AnwarTerbukti dari antusiasme yang tinggi dari pendengar walau acara berlangsung selama lebih dari 2 jam, lebih dari waktu yang disediakan

Kajian keislaman tersebut merupakan agenda mingguan yang diadakan oleh LDK (Lembaga Dakwah Kampus) STAIL Surabaya. Rencananya, acara tersebut akan diadakan setiap minggu, tepatnya pada rabu malam.“Insya Allah, acara ini akan terus diadakan setiap minggu;” kata Akh Nurhadi, selaku pimpinan LDK STAIL periode 2008-2009.

“Sterilisasi Liberasi Islam”, itulah tema yang diangkat oleh Ustad Shohibul Anwar. Ustadz yang juga seorang dosen ini mengangkat tema tersebut dikarenakan adanya keresahan atas perang pemikiran (ghozwul fikri) yang terjadi saat ini. Pemikiran yang berasal dari barat diimpor ke dunia Islam oleh sarjana-sarjana barat yang kemudian disalurkan kepada pelajar-pelajar muslim di berbagai perguruan tinggi. Pemikiran apa yang disalurkan oleh barat terhadap dunia Islam? Tidak lain ia adalah suatu paham yang bernama “LIBERALISME”.

Dalam pembukaannya, Ustad Shohibul Anwar menampilkan sebuah video berisi kegiatan OSPEK (Orientasi Pendidikan dan Pengenalan Kampus) di sebuah perguruan tinggi Islam. Di sana, terdapat kakak-kakak senior yang memberikan orasi kepadi para peserta ospek. Orasi yang disampaikan di antaranya adalah pernyataan bahwa Islam bukanlah agama yang paling benar. Selain itu, salah seorang panitia yang berambut gondrong serta memakai celana jeans meneriakkan yel-yel berbunyi “anjinghu Akbar” yang serta merta diikuti oleh peserta OSPEK. Peristiwa tersebut kemudian dikomentari oleh Shohibul Anwar. “Seperti inilah keadaan calon-calon guru dan ustadz yang akan memberikan ceramah kepada masyarakat”, tutur beliau dengan mimik yang serius.

Ketika mulai masuk ke dalam pembahasan, beliau megatakan bahwa pada awalnya, oarng yang liberal, memiliki arti orang-orang yang tidak baik. Mereka juga dipandang negatif oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, karena adanya ada pergeseran makna, maka liberal kemudian bermakna positif. Hal ini mirip dengan istilah fundamentalsme dan radikalisme yang semula bermakna positif kemudian bergeser menjadi negatif.

Kemudian beliau memaparkan bahwa liberalisme sebagai paham memilki 3 prinsip dasar, yaitu (1) keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers, dan politik, (2) Manusia adalah ukuran dari segalanya, dan (3) Tidak tunduk kepada otoritas apapun karena bertentangan dengan hak asasi manusia.

Oleh karena itulah, akhirnya liberalisme memiliki dampak di berbagai sektor kehidupan.“Liberalisme memiliki dampak dalam berbagai sisi kehidupan”, kata beliau. Dalam dunia “politik” misalnya, kita mengenal demokrasi . Kalau dalam “ekonomi” ada kapitalisme,.Dalam “social”, ada istilah “emansipasi wanita, peneteraan gender, dan lain-lain. Dan, dalam “budaya” adanya upaya menentang campur tangan pemerintah dalam segala aspek (sekularisme).

Dampak yang paling besar, lanjut beliau, adalah masuknya paham ini ke dalam agama. Setidaknya, ada 3 pandangan dalam menyikapi agama. Yang pertama adalah free thinking. Yaitu, mereka yang memandang bahwa siapapun bebas menafsirkan ayat-ayat kitab suci. Yang kedua adalah sophisme, pandangan-pandangan skeptic, agnostic ( laadriyah), dan relavistik (‘indiyah). Dan, yang terakhir adalah loose adherenc to and free exercise of religion, yang tidak lain adalah manifestasi nifaq seseorang yang tidak mau dikatakan kafir walaupun dirinya sudah tidak taat lagi pada ajaran agama.

Beliaupun kemudian menjelaskan bahwa awalnya liberalisme masuk ke dalam Kristen dan kemudian diadopsi oleh orang-orang Islam yang terpesona dengan kemilau barat. Mereka ingin mengikuti jejak langkah barat mencapai kejayaannya dengan “meliberalkan” agama mereka, yaitu Kristen. Padahal, menurut beliau, kalau Islam ingin jaya, harusnya kembali ke Al-quran dan as-Sunnah.

Sebelum kajian tersebut ditutup, ustadz Shohibul Anwar berpesan, “sekarang kalian di sini belajar untuk memahami betapa dahsyatnya peperangan pemikiran itu. Supaya nantinya ketika kalian ketika bertemu orang-orang yang punya pemikiran liberal, kalian bisa meng’counter’nya.”.
Insya Allah ustadz!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Cbox

Pengikut