• Ust. Faishal Haq memberikan pembukaan pada Musyawarah Akbar LDK....
  • Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIL Surabaya menyelengarakan musyawarah....
  • Penyampaian materi oleh Ust. Alwi di Aula Rahman Rahmat Pesantren Hidayatullah Surabaya
  • Mahasiswa STAIL Hidayatullah Surabaya hadir dalam....
  • Pada hari Rabu 12/12/12, LDK STAIL mengadakan orientasi ke-LDK-an yang bertempat di kantor Pusat Dakwah.
  • Dalam rangka membangun kembali semangat kepemudaaan Hidayatullah...
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL

Minggu, Desember 16, 2012

Bekal untuk ‘Menjalankan’ LDK STAIL

STAIL adalah kampus yang unik dan berbeda dengan kampus lain. Mahasiswa yang belajar di dalamnya terdiri dari dari dua program, yaitu program khusus (reguler) dan program umum (non reguler/ekstensi). Mahasiswa yang ikut program khusus tinggal di asrama dan yang ikut program umum tinggal di luar kampus..

Karena STAIL merupakan Perguruan Tinggi Agama Islam, di mana banyak diajarkan ilmu-ilmu keislaman. Maka diperlukan trik khusus, untuk bisa menarik minat kader dakwah. Misalnya, dibuat acara-acara yang membahas ilmu-ilmu keislaman lebih mendalam dan berbeda dengan apa yang didapatkan di kelas. Sebutlah contoh misalnya, LDK sering mengadakan acara-acara yang membahas tema-tema tantangan pemikiran Islam kontemporer sehingga LDK menjadi pusat inkubasi Pemikiran Islam. Dengan begitu,  LDK dipandang
sebagai tempat belajar Islam yang lebih. Itu hanya sekedar contoh. Para pengurus LDK STAIL bisa sekreatif mungkin untuk menjadikan mahasiswa tertarik dengan LDK STAIL.

Adapun terkait pola komunikasi yang digunakan, maka  pola komunikasi di LDK STAIL dapat dibagi menjadi 3 bagian, mengingat para anggotanya ada yang tinggal di asrama dan ada yang tidak.

1. Pola komunikasi antar Mahasiswa yang tinggal di asrama

Mahasiswa STAIL (dalam hal ini hanyalah ikhwan) yang tinggal di satu kompleks dan satu asrama  menjadikan sesama mahasiswa  sering bertemu. Mereka juga terbiasa makan bersama dan tidur di satu atap. Hal ini menjadikan para kader dakwah tidak memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan saling membahas agenda dakwah.  Waktunya pun bisa dipilih sesuai dengan keinginan, apakah usai sholat berjamaah, usai kajian subuh, ataupun waktu-waktu lainnya. Hanya saja, diperlukan cara tersendiri agar kader dakwah tidak bosan ketika ada pertemuan (syuro’). Misalnya dengan mengahadirkan makanan atau minuman ringan,  menggunakan tempat pertemuan tidak hanya di satu tempat, atau dengan cara-cara lainnya.

Selain itu, agar tercipta ukhuwah yang kuat di antara kader dakwah, bisa diterapkan cara-cara khusus. Misalnya seperti apa yang disarankan oleh akhi Yusuf dalam bukunya “Analisa Instan Problematika Dakwah Kampus” dalam sub-judul “Mengenal dan Membuat Strategi Dakwah di Perguruan Tinggi Khusus.

Menurutnya, pola dakwah di kampus yang mewajibkan mahasiswanya tinggal di asrama, perlu menyesuaikan dengan pola hidup yang ada, dengan membuat sebuah trendset tersendiri bagi seorang muslim. Seperti budaya membangunkan sholat subuh berjamaah, kajian setelah magrib, sahur dan buka bareng puasa sunnah, dan membuat kebiasan lain yang sangat efektif dalam membangun budaya dan lifestyle muslim pada mahasiswa.

Oleh karena itulah, saran dari akhi Yusuf yang merupakan ketua LDK GAMAIS ITB (’07-’08) ini bisa diterapkan di STAIL. Tentunya, hendaknya disesuaikan dulu dengan kondisi yang ada.

2. Pola komunikasi Mahasiswa yang tinggal di luar asrama

Sebenarnya ketika berbicara pola komunikasi anggota LDK STAIL yang tinggal di luar asrama, kita dihadapkan dengan realitas bahwasanya terdapat ikhwan dan akhwat. Namun karena selama ini yang aktif di kepengurusan LDK adalah akhwat, dalam tulisan ini akan banyak disinggung terkait pola komunikasi antar akhwat. Adapun di masa mendatang jikalau banyak ikhwan yang tinggal di luar asrama aktif di LDK, bisa menyusaikan diri.

Pola komunikasi yang digunakan oleh kader dakwah yang tinggal di luar asrama (ekstensi/akhwat), tidak bisa disamakan dengan yang tinggal di asrama. Mereka relatif lebih jarang ketemu, karena jadwal perkuliahan hanyalah dua hari selama satu pekan yaitu hari sabtu dan ahad. Biasanya mereka sibuk bekerja di hari-hari lainnya. Tentu hal ini memerlukan strategi yang berbeda.

Salah satu cara yang bisa digunakan dalam mengatasi hal ini ialah memaksimalkan dua hari aktif tersebut. Dua hari tersebut sebisa mungkin digunakan untuk saling berkomunikasi dan membicarakan agenda dakwah. Bahkan, agenda-agenda dakwah yang direncanakan bisa dilaksanakan pada dua hari tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan mereka bisa menggunakan hari lain selain sabtu dan ahad, yaitu  setelah melalui musyawarah mencari waktu kosong bersama.

Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan memaksimalkan penggunaan alat komunikasi (handphone). Antar sesama kader saling mengingatkan satu sama lainnya akan agenda-agenda dakwah. Atau dengan cara saling memberi tausiah. Dalam program kerja departemen keputrian (kemuslimahan), kegiatan ini biasanya dinamai  dengan “sms dakwah”. Dengan cara ini, antar kader dakwah bisa saling menguatkan ukhuwah dan akan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap LDK.

3. Pola komunikasi antara Mahasiswa yang tinggal di asrama dan luar asrama

Adapun untuk pola yang ketiga, membicarakan tentang komunikasi antara mahasiswa yang  tinggal di asrama dan tinggal di luar asrama. Di sinilah letak keunikan lain dari LDK STAIL yang tidak dimiliki oleh LDK-LDK lainnya. Perlu cara dan mekanisme tertentu agar komunikasi yang berjalan di tubuh organisasi tidak menjadikan laju organisasi lambat, dan juga tidak mengurangi keberkahan dakwah.

Dikarenakan ada aturan khusus bagi mahasiswa yang tinggal di asrama dari pihak kampus, yaitu tidak diperbolehkan membawa handphone kecuali orang-orang tertentu (termasuk ketua LDK STAIL), maka peran ketua LDK STAIL dan ketua departemen (kadept) keputrian/kemuslimahan sangat menentukan berjalannya roda organisasi yang sehat.

Ada baiknya dalam hal ini merujuk pada tulisan akhi Yusuf dalam bukunya “Analisa Instan Problematika Dakwah Kampus” dalam sub judul “Komunikasi Ikhwan dan Ikhwat” (tulisan ini bisa juga dilihat di blog LDK: http://ldk-stail.blogspot.com/2011/12/komunikasi-ikhwan-dan-akhwat.html).

Di sana diterangkan bahwasanya komunikasi antara ikhwan dan akhwat (dalam hal ini adalah antara ketua LDK STAIL dan ketua departemen keputrian) harus tetap berjalan dengan baik tanpa mengurangi keberkahan dakwah. Di sana juga diterangkan agar komunikasi yang dilakukan antara ikhwan dan akhwat perlu diefesienkan sedemikan rupa, agar tidak terjadi fitnah yang mungkin bisa terbentuk.

Dalam pembahasan ini mungkin akan timbul pertanyaan, bagaimana dengan pola komunikasi antar ikhwan dan akhwat selain ketua LDK STAIL dan ketua departemen keputrian?

Sebagaimana diterangkan di atas, bahwasanya mahasiswa (ikhwan) yang tinggal di asrama tidak diperbolehkan membawa handphone kecuali ketua LDK. Maka dari itu, komunikasi yang bisa dilakukan selain ketua LDK dan ketua departemen keputrian adalah saat-saat tertentu. Sebutlah misalnya  syuro’  bersama yang melibatkan ikhwan dan akhwat. Atau bisa juga melalui media jejaring sosial di internet. Dalam hal ini, LDK STAIL telah memiliki group di facebook yang  bernama “LDK STAIL Group”. Di media ini, para kader dakwah baik ikhwan dan akhwat bisa saling berdiskusi dan saling memberi motivasi.

Demikianlah uraian singkat terkait seluk-beluk 'bekal' untuk ‘menjalankan’ LDK STAIL. Besar harapan, LDK STAIL di masa mendatang berperan lebih berkembang pesat dibandingkan   dengan sebelumnya. Diharapkan, LDK STAIL mampu menjadi organisasi yang berpengaruh, baik di kalangan internal maupun eksternal. Dan, yang terakhir, semoga tulisan ini ikut berperan serta dalam upaya pencapaian harapan tersebut. Amiin./Luqman Hakim,(Ketua Umum LDK STAIL '09-10)

0 komentar:

Posting Komentar

Cbox

Pengikut