• Ust. Faishal Haq memberikan pembukaan pada Musyawarah Akbar LDK....
  • Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIL Surabaya menyelengarakan musyawarah....
  • Penyampaian materi oleh Ust. Alwi di Aula Rahman Rahmat Pesantren Hidayatullah Surabaya
  • Mahasiswa STAIL Hidayatullah Surabaya hadir dalam....
  • Pada hari Rabu 12/12/12, LDK STAIL mengadakan orientasi ke-LDK-an yang bertempat di kantor Pusat Dakwah.
  • Dalam rangka membangun kembali semangat kepemudaaan Hidayatullah...
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL

Minggu, Februari 14, 2010

MENELISIK BUDAYA VALENTINE
Oleh Nurhadi

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
Seiring masuknya pengaruh budaya Barat ke dunia Islam tanpa filter yang jelas, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja muslim sekali pun. Bertukar bingkisan Valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasana valentine setiap tahunnya. Perayaan inipun semakin meriah dengan dukungan dari mall-mall atau tempat hiburan yang mempormosikan acara penyambutan Valetine itu.
Sejarah Valetine
Dalam berbagai literatur, ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Tidak ada kesepakatan yang final mengenai sejarah perayaan Valentine. Namun, menurut salah satu sumber yang dipercaya, Valentine berawal dari sebuah perayaan Lupercalia yang tak lain adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari).

Untuk dua hari pertama (13-14 Februari), perayaan ini dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Para pemuda, pada hari ini mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Sementara tanggal 15 Februarinya, mereka meminta perlindungan kepada dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum pemuda mencambuk gadis-gadis dengan kulit binatang. Para wanita berkenyakinan dengan cambukan tersebut akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Tentang siapa sesungguhnya Valentine sendiri, sejarawan pun berbeda pendapat. Menurut salah satu versi, Valentine di tangkap dan dipenjara oleh Kaisar Claudius II, karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi yang lain menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih kuat di dalam medan peperangan daripada pemuda yang telah menikah. Kaisar lalu melarang menikah. Namun, Valentine diam-diam menikahkan banyak pemuda hingga kemudian ia ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

Perayaan Valentine dari tahun ketahun mengalami perubahan dan pergeseran makna. Dari upacra pensucian tradisi Romawi kuno berubah menjadi upacara keagamaan ketika Kristen Katolik mulai masuk Roma. Upacara ini kemudian dikenal sebagai upacara kasih sayang (Valentine’s Day).
Tradisi Kirim Kartu
Kebiasaan mengirim kartu Valentine, sebenarnya tidak ada hubunganya dengan Valentine. Ucapan “Be My Valentine?” jika ditelusuri lebih lanjut, maka kata Valentine berasal dari Latin. Valentine artinya: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Sehinggga jika seseorang meminta orang lain menjadi "to be my Valentine", berarti sama dengan meminta orang tersebut menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas ini perbuatan syirik bagi agama Islam yaitu menyekutukan Allah SWT.

Simbol Icon si "Bayi bersayap dengan panah” (Cupid) itu adalah putra Nimrod "The Hunter" dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga ia pun melakukan perbuatan zina dengan ibu sendiri.

Itulah sekelumit sejarah Valentine’s Day yang seluruhnya tidak lain adalah tradisi penyembahan berhala dan mitos-mitos orang Romawi. Lalu kenapa banyak remaja yang bersuka-ria menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?. Di dalam Al Qur’an sudah dijelaskan bahwa seseorang tidak diperbolehkan ikut-ikutan (Taklid) terhadap sesuatu yang belum jelas asal usulnya.. Sebagaimana firman Allah :
Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Kasih Sayang dalam Islam

Jika ditanya masalah kasih sayang, agama Islamlah gudangnya. Dalam Islam, kasih sayang tidaklah terbatas pada waktu dan tempat, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat. Tidak seperti halnya Valentine yang mengunkapkan rasa kasih sayangnya sehari dalam setahun. Hari yang dipercaya oleh para remaja boleh melakukan apa saja terhadap calon pasangannya. Berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah merupakan hal yang biasa pada hari itu. Sungguh suatu hari yang identik dengan pesta kemaksiatan.

Islam sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang dan melarang keras umatnya untuk saling membenci dan bermusuhan. Sampai-sampai ketika melakukan penyembelihan terhadap hewan pun harus menggunakan alat pemotong yang tajam. Ini dilakukan agar hewan tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih sebagaimana hadist Rasulullah SAW : Hendaklah seseorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan (tidak menyiksa) hewan sembelihannya. (HR. Iman Muslim).

Banyak hadist yang mengungkapkan masalah kasing sayang ini. Termasuk hadist yang sering kita dengar bahwa tidakalah beriman seseorang yang mencintai saudaranya seperti halnya dia memcintai dirinya sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Tidaklah beriman seseorang diantara kamu, hingga kamu mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR. Bukhari).

Akhirnya dari uaraian di atas semoga menjadi rujukan makna Valentine sebenarnya dan bagaimana kasih sayang dalam Islam bagi saudara kita di tanah air Indonesia. Amin!.(sumber: berbagai kumpulan artikel)


  • Mahasiswa STAIL Jurusan Tarbiyah Semester VII




0 komentar:

Posting Komentar

Cbox

Pengikut