• Ust. Faishal Haq memberikan pembukaan pada Musyawarah Akbar LDK....
  • Lembaga Dakwah Kampus LDK STAIL Surabaya menyelengarakan musyawarah....
  • Penyampaian materi oleh Ust. Alwi di Aula Rahman Rahmat Pesantren Hidayatullah Surabaya
  • Mahasiswa STAIL Hidayatullah Surabaya hadir dalam....
  • Pada hari Rabu 12/12/12, LDK STAIL mengadakan orientasi ke-LDK-an yang bertempat di kantor Pusat Dakwah.
  • Dalam rangka membangun kembali semangat kepemudaaan Hidayatullah...
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Membahas Program Kerja tiap-tiap BO
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL
  • Berbagi pengalaman program kerja LDK ITS dan STAIL

Jumat, Januari 15, 2010

“Bersyukur=Untung” atau “Kufur=Buntung”

Oleh: Tatang Hidayat
 
“Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”, Allah mengulang-ulang ayat ini hingga 31 kali dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman. Kalau kita renungkan, ini memang benar-benar  sebuah peringatan yang  penting bagi kita sebagai hamba-Nya, mengingat mudah dan banyak sekali manusia yang jatuh ke jurang kekufuran.

Mari kita renungkan nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita. Matahari dan udara, misalnya, yang diberikan secara gratis, bahkan semau dan sepuasnya kita nikmati, tiba-tiba kedua nikmat ini diprivatisasi dan dikomersialkan.. Menghirup udara atau menggunakan “jasa” matahari dipungut bayaran semacam pajak ataupun jenis pungutan lainnya, kemungkinannya para nelayan akan mogok menjemur ikan, atau para petani tembakau akan bangkrut karena tembakaunya tidak kering.

Hal ini bisa lebih masih lebih baik bila dibandingkan dengan berhentinya aktivitas bernafas karena tidak sanggup membayar cicilan oksigen yang dihirup. Allah yang Maha Agung, tidak memerlukan suatu apapun dari makhluk-Nya, bahkan ibadah yang kita lakukan sekalipun Allah tidak membutuhkannya. Sebaliknya, semua akan terpulang kepada kita sebagai pelakunya.

Bila kita renungkan kembali, pernahkah Allah membuat aturan, kalau kita tidak sholat, maka tidak boleh bernafas atau barang siapa yang meninggalkan zakat ditenggelamkan hartanya seperti Qorun. Subhanallah, nikmat Allah yang mana yang hendak kita dustakan?

Hal itu semua adalah gambaran dimana sesungguhnya kita diperintahkan Allah untuk bersyukur terhadap apa yang sudah dianugerahkan Allah dan itulah hal yang terbaik untuk kita sebagai hamba-Nya.

Sebagai sebuah contoh, ketika Allah mengamanahkan kepada seorang hamba-Nya harta yang pas-pasan, bisa saja kondisi itu adalah sebagai bentuk kekuasaan dan kasih sayang Allah atas hamba-Nya,  yang melindunginya dari sifat kikir dan sombong karenanya. Sebaliknya, hamba-Nya yang diberi kekayaan melimpah, itupun bentuk Allah memberi anugerah kepadanya, apakah akan bertambah syukurnya atau malah sebaliknya. Maka sikap terbaik dalam segala kondisi, bersyukurlah….. dan hindarkan takabbur !

Bersyukur, tentu jauh berbeda dengan takabbur, akan tetapi realitanya sangat tipis sekali beda antara syukur dan takabbur, sehingga kadang-kadang kita salah duga, menganggap diri bersyukur padahal sedang takabur.

Berikut tips gar  kita selalu bersyukur:
1.      Awali hari kita dengan bersyukur, hal ini akan menarik datangnya nikmat-nikmat lain untuk kita hari ini.
2.      Lihatlah yang masih ada pada diri kita, bukan yang sudah hilang..! Hindarkan dari sikap mengeluh, karena yang masih kita miliki itu jauh lebih banyak untuk selalu disyukuri.
3.      Catatlah minimal 5 hal yang patut untuk kita syukuri tiap harinya.
4.      Sering-seringlah melihat kepada mereka tidak seberuntung diri kita.
5.      Tanyakan pada diri kita setiap akan mengeluhkan sesuatu; Pantaskah kita mengeluh dengan segala nikmat yang sudah kita rasakan ?

Saudaraku, berhati-hatilah dalam mengambil sikap, karena apa yang kita anggap baik, belum tentu akan baik menurut Allah, dan apa-apa yang kita anggap sebagai suatu keburukan, itupun bukanlah suatu keputusan Allah atas buruknya sesuatu itu.

Sebagai hamba, kita diperintahkan untuk selalu sabar dan bersyukur serta senantiasa istiqomah di jalan Allah. Wallahu a’lam.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Cbox

Pengikut